“Pandemi virus corona selama dua tahun terakhir ini membuat UNGU menunda untuk berproses kreatif. Kini, setelah kondisi dunia sudah mulai kondusif, akhirnya kami mantap untuk merilis album baru. Sebenarnya, proses rekamannya lumayan cepat, tidak sampai sebulan sudah rampung. Hanya saja, kami mengalami kendala dalam urusan waktu,” ucap Enda.
Di saat yang bersamaan, UNGU juga mempersembahkan “Dasar Hati” sebagai single ke-4 album self-titled mereka. “Dasar Hati” bercerita tentang rasa sakit seseorang yang telah memberikan segalanya pada sang pujaan hati, namun tetap tidak cukup. Lagu ciptaan Pasha tersebut dipilih karena sangat kuat dalam merepresentasikan musik UNGU selama ini. Tak hanya Pasha, Enda, dan Oncy pun turut menyumbang suara di lagu “Dasar Hati”.
Lewat album terbaru ini—selain membuktikan eksistensi—, UNGU juga membuktikan bahwa kelima anggotanya beserta kru, manajemen, dan Trinity Optima Production sebagai label yang menaungi mereka sejak 2002 masih tetap kompak.
“Kami bersyukur dan bahagia bahwa, di usia yang tidak lagi muda, kami masih bisa berkarya bersama. Merilis album adalah sesuatu yang prestise bagi kami. Mudah-mudahan album ini bisa memotivasi banyak orang bahwa berkarya sesungguhnya tak kenal usia dan waktu,” kata Enda.
“UNGU adalah band yang posisinya sudah dewasa dalam konteks karya dan sudah melewati banyak fase dan cerita. UNGU juga merupakan band yang tidak pernah ditinggalkan oleh fansnya, Cliquers. Lalu, ada beberapa lagu religi di album ini karena kami tidak hanya dikenal sebagai band pop saja, tapi juga band religi dan ini adalah kesimpulan dari jati diri UNGU. Jadi, album terbaru kami ini menjelaskan itu semua, yakni kerinduan, kesabaran, dan kekuatan. Kami sudah rindu berat dengan industri ini. Kami rindu tampil di panggung, kami rindu pada Cliquers, dan kami rindu merilis karya. Ada sesuatu yang berbeda dan misterius di album ini. Saya merasa seperti kembali ke era kami merilis album “Demi Waktu”. Kami optimis album ini akan mendapat tempat di hati masyarakat,” jelas Pasha.