“So Wrong But So Right” bercerita tentang love and hate relationship, konfrontasi antara emosi dan logika ketika sedang jatuh cinta, yang terkadang sulit untuk menemukan jalan tengah di antara dua hal tersebut jika sudah melibatkan perasaan. Kamu merasa benar, tapi jauh di dalam hati, kamu juga merasa salah. Faktanya, seseorang yang kita inginkan belum tentu sosok yang dibutuhkan dalam hidup kita.
Terkait “So Wrong But So Right”, Afgan mengaku terinspirasi dari sebuah serial televisi, terutama untuk lirik dan beat-nya. Lagu tersebut hadir dengan sentuhan retro/80s berserta band, kental akan permainan gitar elektrik, dan berbahasa Inggris, menandakan Afgan yang telah melakukan banyak eksplorasi serta eksperimen untuk musiknya.
Proses pembuatan “So Wrong But So Right” juga memberikan pengalaman baru untuk Afgan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, proses take vocal dilakukan secara raw di studio di kediamannya.
“Vokalku untuk lagu ini aku rekam sendiri dengan mic seadanya di ruang tamu kediamanku. Kami sempat mencoba take ulang di studio yang lebih proper, tapi feel-nya kurang. Aku ingin menunjukkan sisi yang lebih raw, mulai dari vokal sampai penulisan lagunya. Aku percaya insting dan intuisi aku, karena hasilnya pure dari dalam hati dan jujur. Saat mixing pun, kami memikirkan sound retro yang tepat se-detail mungkin karena aku tidak ingin lagunya kehilangan sentuhan yang aku inginkan,” kata Afgan.
Soal video klip “So Wrong But So Right”, Afgan menggandeng sahabatnya, Naya Anindita, sebagai sutradara. Tak hanya itu, Afgan juga beradu akting dengan aktris Vanesha Prescilla di video klipnya.
“Aku dan Naya Anindita bersahabat selama lebih dari 10 tahun. Waktu itu, saat kami di Bali, aku memintanya untuk mendengarkan demo “So Wrong But So Right”. Dia paham lagunya dan kami berdiskusi soal visualisasi akan sepasang kekasih dengan hubungan yang penuh akan turbulensi, namun dengan euforia yang tak terkalahkan. Di satu sisi, pasangan ini tahu bahwa mereka adalah masalah untuk satu sama lain. Ini adalah angle yang belum pernah aku hadirkan di video klip aku dan aku percaya Naya Anindita karena dia sangat paham akan storytelling. Lalu, kenapa Vanesha Prescilla, karena aku pikir dia aktris yang hebat dan image-nya sangat sweet. Lewat video musik “So Wrong But So Right”, aku ingin menunjukkan sisi lain dirinya yang lebih dark. She did a really great job, dan aku enggak salah karena sejak awal, aku ingin dia menjadi lawan mainku,” terang Afgan.
Afgan berharap, “So Wrong But So Right” dapat diterima dan dinikmati oleh orang-orang sebagai sebuah karya yang jujur. “It’s okay to fall hard but you have to be smart and wise at the same time.. Jangan sampai kamu mengorbankan kebahagiaan kamu di dalam sebuah hubungan hanya karena tidak ingin kehilangan. Kamu harus menemukan jalan tengahnya. Harapannya, aku ingin lebih otentik dan jujur dalam merilis lagu. Semoga perubahan musikku bisa diterima dengan baik, terutama oleh Afganisme,” ucap Afgan.
“Lewat "So Wrong But So Right", Afgan ingin menyampaikan pesan yang sangat relate dengan kehidupan percintaan anak zaman sekarang, yaitu soal hubungan yang tidak sehat namun dipertahankan karena adanya euforia dan ego ingin terus memiliki. Ketika kita sedang mengalami perasaan gembira yang berlebihan karena suatu hal, kita sering lupa kalau ternyata hal tersebut sebenarnya tidak baik untuk kita, dan Afgan mengemasnya lewat sebuah lagu yang catchy. Semoga fans menyukai single terbaru Afgan ini dan terus mendukung Afgan,” jelas Dwi Santoso, Head A&R (Music Production & Talent Scouting) Trinity Optima Production.